Lompat ke konten

Kisah Blogger: Maju-Mundur Tak Menentu

Bacaan 6 menit

Last Updated: 19 Mar 2022, 07:00 am

kisah blogger
Kisah Blogger. Sumber gambar: iStock.

Kisah Blogger begitu banyak kita dapatkan di linimasa internet. Para Blogger menuliskan kisahnya sendiri atau orang lain, yang kebanyakan adalah kisah blogger sukses. Kali ini, saya menuliskan kisah saya sendiri.

Saya tidak tahu, apakah saya ini dapat disebut sebagai Blogger atau tidak. Namun, setelah saya mencari beberapa referensi, yang disebut Blogger itu ya, karena aktivitas menulis diterbitkan melalui blog. Sehingga disebut sebagai Blogger.

Okelah, kalau begitu saya hanya bercerita saja. Tentang kisah blogger yang tak menentu ini.

Kisah Blogger: Maju-Mundur Tak Menentu

Saya tidak ingat persis mengapa saya sampai senang menulis. Padahal sejak masa sekolah, saya begitu jarang menulis—kecuali surat cinta. Kesenangan menulis ini terbangun sejak masa kuliah. Saat itulah saya senang dengan aktivitas kisah blogger.

Pertengahan tahun 2007, saya dilantik sebagai Mahasiswa baru. Setahun kemudian, saya begitu minat dengan dunia kepenulisan. Pada akhirnya, sekitar tahun 2008 saya memutuskan membuat blog di platform Blogger.

Setelahnya, waktu-waktu berikutnya, saya sering mengikuti pelatihan menulis. Entah formal maupun non-formal. Hari-hari itu saya nikmati. Bersamaan pula dengan aktivitas petualangan, perkuliahan, tapi tidak dengan percintaan.

Saya tidak mempunyai tujuan apa pun selain mendokumentasikan apa yang ditulis. Dokumentasi tulisan itu kemudian dimuat dalam blog tadi. Saya sama sekali tidak memikirkan bagaimana mendapatkan uang dari aktivitas blog. Hanya menulis. Menulis. Dan menulis.  

Seingat saya dahulu, apa saja yang saya pikirkan saya tulis kemudian didokumentasikan di blog itu. Menulis dan terus berproses. Seperti pelangi, setia menunggu hujan—demikian juga saya yang rajin update tulisan. Entah dalam bentuk catatan perjalanan, atau kopi paste dari blog lain. Saya tidak memikirkan apa-apa mengenai kopi paste ini. Padahal saya mahasiswa hukum.

Karena membuat blog itu gratis, dan bisa dipelajari di mana-mana melalui internet saya terus menggunakannya.

Sejarah Singkat Blogger

Sebagai penghias cerita kisah blogger ini, saya mengutip sejarah singkat dari Laman Wikipedia. Menurut laman tersebut, pada Mei 2007, Blogger telah sepenuhnya pindah ke server yang dioperasikan Google. Blogger menduduki peringkat 16 dalam daftar 50 domain teratas dalam hal jumlah pengunjung unik pada tahun 2007.

Pada 24 Februari 2015, Blogger mengumumkan bahwa pada akhir Maret tidak akan lagi mengizinkan para penggunanya memosting konten yang eksplisit secara seksual, kecuali jika ketelanjangan menawarkan “manfaat publik yang besar,” misalnya dalam konteks artistik, pendidikan, dokumenter, atau ilmiah.”

Pada 28 Februari 2015, yang merupakan reaksi keras dari blogger jangka panjang, Blogger membalikkan keputusannya untuk melarang konten seksual, kembali ke kebijakan sebelumnya yang memungkinkan gambar dan video eksplisit jika blog ditandai sebagai” dewasa “.

Blogger dikenal sebagai layanan penerbitan blog, yang dikembangkan oleh Pyra Labs. Peluncuran blogger tersebut terjadi 23 Agustus 1999. Namun, sejak 2003, Google mengakuisisi blogger ini. Untuk membuat blog ini, melalui subdomain blogspot.com. 

Karena Blogger sepenuhnya telah milik Google, maka saat ini, begitu banyak fitur yang bisa dimanfaatkan. Hal ini dikarenakan antara blogger dengan Google telah terintegrasi, sehingga hal ini sangat menguntungkan para Blogger.

Beralih ke WordPress

Kecintaan dengan Blogspot itu terhenti ketika saya mengenal WordPress. WordPress salah satu Content Management System (CMS), yang cara menggunakannya sangat mudah sama seperti juga Blogspot.  

Maka tak heran, saat ini pengguna WordPress ratusan juta—yang diklaim CMS paling banyak digunakan di seluruh dunia. Menurut data yang ada, sebesar 33% penggunaan WordPress—sebagai CMS populer di seluruh dunia.

Saya tidak ingat persis mengenai waktu perkenalan dengan WordPress ini. Yang saya ingat adalah di forum Facebook Blogger Indonesia, ada diskusi terkait tema blogger VS WordPress. Karena penasaran, saya mencari tahu CMS WordPress.

Setelah saya mengetahui dan mempelajarinya, ternyata, WordPress lebih menyenangkan, karena begitu banyak fitur gratis yang bisa dimanfaatkan. Pengoprasiannya pun sangat mudah.

Oh saya ingat, peristiwa itu terjadi 2010. Saat itu, saya sudah memiliki laptop sendiri, dan tahu tempat jaringan internet gratis. Setiap ada waktu, saya nongkrong di tempat itu, untuk membuka akses internet. Bermain-main dengan platfofrm baru.

Saya tidak menyangka, pengenalan dengan WordPress itu begitu banyak teman yang saya dapatkan. Dari seluruh Indonesia. Bahkan ada yang dari luar Negeri. Ini tentu sangat menyenangkan.

Karena begitu banyak aktivitas komentar-komentar itulah, saya jadi ketagihan ‘bermain’ WordPress. Di wordpress, saya merasa tidak ada yang iseng—sekadar memberikan komentar ala kadarnya.

Namun, mereka memberikan kesan membangun, memberikan support satu sama lain. Apalagi bagi mereka yang masih awam. Sehingga, saya yang masih pemula semangat nge-blog—tetap terjaga.

Komunitas WordPress pun, begitu banyak grup yang dapat ditemukan. Sehingga, sangat mudah mencari ilmunya. Para pakar tergabung di sana. Entar di grup Facebook maupun platform WordPress itu sendiri. Tidak saling menjatuhkanlah pokoknya.

Namun kadang-kadang, rasa malas update blog itu datang. Dan itu biasa. Bisa menyasar kepada siapa saja. Apalagi aktivitas di luar dunia kisah blogger itu semakin tinggi dan padat. Pada akhirnya, blogspot hilang. WordPress terbengkalai.

Tahun 2014 Beli Domain dan Hosting

Pada 2014, saya bertemu teman yang kebetulan bisnis hosting dan domain. Pertemuan kami secara tidak terduga sebetulnya. Waktu itu, dia mencari penulis artikel melalui Grup Facebook. Saya mengomentarinya melalui Messenger. Selanjutnya kami berkenalan.

Akhirnya, saya menangkap proyek menulis melalui kawan baru saya itu. Karena proyeknya lancar, kami kemudian menyepakati untuk bertemu. Pertemuan ini ketika saya sudah berada di Jakarta.

Pada pertemanan itu, kami saling bertukar pikiran. Melakukan aktivitas menulis dan yang berhubungan dengan teknologi. Padahal kami sama-sama alumni Fakultas Hukum . Kami berdua memiliki ijazah—sebagai Sarjana Hukum . Bertemu malah membahas di luar bidang ilmu formal yang kami dapatkan di kampus.

Sampai akhirnya, dia menawarkan agar saya sewa hosting dan beli domain. Karena saya belum terlalu paham dengan istilah-istilah itu, saya bertanya, “bagaimana cara saya melakukan itu?”

“Sediakan duit.” Tegas sekali dia kalau soal duit.

“Saya bisnis hosting dan domain. Beli saja pada saya.” Luar biasa sekali ilmu marketing kawan saya ini. Jangan-jangan dia berteman dengan saya hanya untuk jualan.

Saya akhirnya memutuskan membeli. Saya beri nama www.fhayhadi.com.

Semua tulisan-tulisan saya di Blogspot dan WordPress gratisan itu, dipindahkan ke ‘rumah baru’. Namun sayang, karena keamanan rumah baru itu kurang meyakinkan, akhirnya dijebol oleh orang Tunisia.

Saya menerima email dua hari pasca ada peringatan pembobolan masuk. Maksudnya, hari Senin pemberitahuan melalui email bahwa ada akses ilegal yang masuk ke blog saya. Akan tetapi, nanti hari Rabu baru saya cek email. Sudah tidak terselamatkan lagi. Sepenuhnya diambil alih. Setelah saya cek, situs itu sudah tidak aktif.

Situs fhayhadi.com itu hanya 24 bulan saja saya kelola. Atau hingga tahun 2016. Dan saya sudah tidak memedulikannya. Aktivitas kisah blogger saya terhenti.

Tahun 2018, dua tahun setelah saya dilantik dan disumpah sebagai Advokat , saya memutuskan membuat situs kembali.

Situs tersebut saya beri nama Rifaihadi.com—seperti sekarang ini. Tulisan-tulisan dari masa lalu, saya masukkan kembali di situs baru ini.

Setelahnya, karena aktivitas begitu padat pada saat itu, saya tidak sempat mengelolanya. Melupakan. Dua tahun berturut-turut, saya hanya membayar perpanjangan masa aktif saja. Tahun 2019 dan 2020. Untuk update tulisan setahun sekali.

Padahal pada Maret 2020, hingga beberapa bulan setelahnya, saya lebih banyak berdiam di rumah. Di rumah saya hanya melakukan aktivitas Budidaya Ikan dan Kangkung Dalam Ember . Kalau dipikir-pikir, pada waktu itulah seharusnya saya manfaatkan untuk update tulisan. Saya benar-benar tidak memikirkan. Bahkan lupa kalau ternyata ada situs web ini.

Pertengahan tahun 2021, Covid-19 kembali mengganas. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak ke mana-mana. #Dirumahsaja menghabiskan waktu dengan anak dan istri. Sesekali bekerja depan laptop. Pada 2021 inilah saya begitu banyak kesempatan, dan menuliskan kisah blogger ini—itu pun karena diingatkan Istri saya.

Mendaftar Google AdSense

Saya sudah menceritakan sebelumnya bahwa saya tidak pernah berpikir bagaimana memasukkan iklan di situs web ini. Saya hanya menulis saja.

Cerita hingga akhirnya saya memonetisasi Google AdSense karena saya meminta duit ke istri. Duit tersebut untuk membayar perpanjangan masa aktif Rifaihadi.com.

Penutup Cerita Kisah Blogger

Sebagai penutup kisah blogger ini. Menjadi seorang Blogger itu, menurut saya tidak gampang. Butuh konsistensi, waktu, uang, tenaga, dan pikiran.

Jika Anda ingin sukses sebagai seorang Blogger, setidaknya lima aspek hal itu yang diperlukan untuk menjadi Blogger profesional.

Demikian. Semoga kisah blogger ini bermanfaat bagi Anda.

Tinggalkan Balasan