Lompat ke konten

Menanti Hujan di Negeri Kaktus (1)

<span class&equals;"span-reading-time rt-reading-time" style&equals;"display&colon; block&semi;"><span class&equals;"rt-label rt-prefix">Bacaan<&sol;span> <span class&equals;"rt-time"> 4<&sol;span> <span class&equals;"rt-label rt-postfix">menit<&sol;span><&sol;span>&NewLine;<div class&equals;"wp-block-image"><figure class&equals;"aligncenter size-full"><img src&equals;"https&colon;&sol;&sol;www&period;rifaihadi&period;com&sol;wp-content&sol;uploads&sol;2021&sol;08&sol;01102021121503A&period;png" alt&equals;"series-surat-dari-mustia" class&equals;"wp-image-4204"&sol;><figcaption><em>Ilustrasi&period; Dokumentasi pribadi&period;<&sol;em><&sol;figcaption><&sol;figure><&sol;div>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"has-text-align-center wp-block-heading">Surat dari Mustia<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p class&equals;"has-black-color has-text-color">Nita&comma; begitu aku dipanggil oleh seluruh manusia di belahan bumi&period; Bukan Ita&comma; jika huruf N kau hilangkan dengan lancang&excl; Ketika itu dilakukan dengan sadar&comma; maka kujamin kau akan berdosa&excl; Lalu lidahmu itu&comma; pastinya&comma; hanya sekali menyentuh gusi bagian atas&period; Sebab&comma; jika gabungan huruf NI dan TA&comma; maka kujamin&comma; ujung lidahmu menerobos gigi lalu menyentuh gusi sebanyak dua kali—jika menyebut&colon; NITA&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p class&equals;"has-black-color has-text-color">Nama ini&comma; pemberian kakekku—dengan tingkat kemiskinan nomor satu di kampung itu&period; Di sana—jauh dari hiruk-pikuk di sini …&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p class&equals;"has-black-color has-text-color">Aku sedang menyaksikan bola api raksasa yang berangsur-angsur melempem ke ufuk barat&period; Beberapa menit lalu—menyaksikan orang-orang&comma; dengan penuh kekhawatiran&semi; kecemasan&semi; dan yang paling menegangkan&colon; keranda mayat—berisikan seorang nenek—tewas karena kepanasan&period; Mengenaskan&excl;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p class&equals;"has-black-color has-text-color">Tak ada yang mampu mengukur kadar panasnya bumi di negeri kaktus itu&period; Alat canggih begitu tak berdaya&period; Siapa yang bisa memastikan kapan turunnya hujan membasahi bumi&quest; <&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Sehari sebelumnya&comma; aku mendengar&comma; orang-orang&comma; tak pernah kenal waktu dalam berdoa&period; Jika keadaan semakin mendesak&comma; mereka menangis-nangis meminta kepada Tuhan-Nya agar segera diturunkan titik-titik hujan yang lama&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Setelahnya&comma; tepat di mana senja tua meninggalkan semilir pekat gelap—aku membungkuk-bungkuk mengais seonggok tanah—mengambil benda yang sebentar nanti akan kuberitahu&excl;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Walau dalam sehari Aku berdoa sebanyak lima kali—tetap yakin&comma; bahwa panas akan menghasilkan uap dan&comma; kemudian&comma; membentuk gumpalan awan menghitam—hingga menghasilkan hujan&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Inilah yang aku ambil dari dalam tanah itu&colon; selembar kertas&period; Setelah berhasil&comma; lalu mengipas-ngipasnya dengan halus&comma; hingga bersih dan kembali rapi tentunya&period; Tetapi&comma; belum juga berbalik&comma; seseorang dengan nada tinggi&comma; memanggil-manggil namaku&comma; seperti hendak menagih hutang&period; Oh&comma; tidak&comma; itu Ponika&comma; sahabat karibku&period; Seorang Tomboi yang tertawanya kadang cekikikan&period; Seperti katak terjepit sepotong besi yang lebih berat dari tubuhnya&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Aku berpura-pura tak mendengar&period; Atau bahkan&comma; tidak dengar sama sekali &lpar;&quest;&rpar;&period; Selanjutnya&comma; kau tahu—pasti tak menengok&period; Ini&comma; daun telinga&comma; pun tak bergerak&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Apa yang menjadi paradoks&quest; Tak perlu kau menjawab&excl; Dan&comma; izinkan aku memaparkan dengan tenang&colon; dari suara itu&comma; aku mengenalnya dengan baik tentu&period; Pada posisi&comma; di mana bibir ini mengembang&comma; sebab melihat kertas masih utuh&comma; di titik itu pula&comma; tiba-tiba bersanding sedih—mengingat sesuatu yang secara spontan hinggap dengan begitu enteng di ingatan&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Jadi begini&colon; kira-kira sebulan lalu&comma; kertas itu aku tanam paling tidak sedalam lima centimeter—tanpa seorang pun yang tahu tentu&period; Ketika mengingatnya—tepat sebulan kota ini tak juga dirunduh hujan—tiba-tiba rindu menusuk qalbu—jauh ke dalam hati ini&period; Kertas itu&comma; terdapat huruf-huruf bertinta hitam&comma; lalu sambung menyambung&comma; dan indah—seindah raut wajahnya&semi; perhatian&semi; dan tentu&comma; kasih sayang luar biasa itu&period; Cintanya&comma; tampak—seumur hidup hanya untukku&period; Dan kini&comma; betapa siksa diri ini&comma; ketika bait-baitnya kubaca dengan saksama&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Aku tak sadar&comma; ketika semilir malam menabrak jilbab&comma; hingga pada bagian belakang terbuka&period; Suara itu terlantun lagi&comma; bersamaan dengan semilir semakin kencang menyapu seluruh pakaian yang kukenakan&period; Oh&comma; jika kau yang mengalami hal ini&comma; barang tentu kau akan pulang kampung&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Tepat&comma; di mana seluruh anak-anak muda—yang sama sekali aku tak tahu dari mana saja asalnya—sedang merayakan hari <em>valentine<&sol;em>—kisah ini terjadi&period; Di seluruh dunia&comma; kata orang-orang&comma; pun merayakan&period; Ah&comma; betul-betul tak kumengerti&period; Sungguh&excl;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Baiklah&comma; akan kuberitahu satu rahasia lagi&colon; di dalam kertas putih itu&comma; tepat di barisan terakhir pojok kanan—tertulis sebuah nama yang tampak samar-samar&colon; Dari Ibumu&comma; Mustia&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Mustia&comma; seorang tua yang memiliki dua anak&comma; dan akulah anak kedua—sebagai harapan di keluarga itu&period; Anak pertamanya seorang lelaki&comma; bertubuh besar dan sedikit berjenggot&period; Tetapi tak tahu sekarang&comma; mungkin sudah lebih dari panjangnya rambutku&comma; sebab sudah lebih dari lima bulan—kampung itu&comma; di mana dilahirkan seorang perempuan yang kini mewujudkan mimpi—notabene menyambung mimpi sang ibu&comma; kutinggalkan&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Ia memelukku begitu erat&comma; dengan tingkat pelukan nomor satu di seluruh dunia&period; Ibu&comma; tak pernah sedikit pun membuat hati ini menjadi rapuh—hanya terus memberikan motivasi—agar anaknya&comma; melanjutkan cita-cita Mustia&period; Ibuku itu&period; Ya&comma; surat itu sengaja ditanam sebagai peredam rindu dengannya&period; Sebab&comma; kata-kata itu&colon; berjuanglah&comma; Nak&comma; lanjutkan cita-cita ibumu yang putus karena kemiskinan kakekmu&period; Ibu&comma; bapak&comma; dan kakakmu&comma; berusaha sekeras mungkin agar&comma; kau&comma; dapat meraih mimpi-mimpi itu dan berakhir bahagia&comma; menyayat hatiku&comma; meskipun kau tidak&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Aroma tubuh itu&comma; kini&comma; masih menyengat di lubang hidungku yang bagian luarnya sedikit mancung&period; Bagaimana mungkin anak kelas 1 SMP ini bisa dengan mudah&comma; menghilangkan korelasi antara tulisan-tulisan dalam surat dan aroma tubuh&comma; dari sang tercinta&excl; Oh&comma; Tuhan&comma; jika orang-orang di kota ini berdoa agar turunnya hujan&semi; maka aku berdoa&comma; agar dipertemukan dengannya&comma; sang penulis surat ini&period; Tetapi itu mustahil tentunya&period; Ya&comma; mustahil&excl; Sebab&comma; akan kujelaskan pada cerita selanjutnya&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Dua hal itu&comma; hingga kini&comma; membuatku semakin cengegesan—yang ditambah pula penampakan rembulan melambai-lambai di atas sana&period; Indah nan menawan&period; Bagaimana bisa membendung perasaan rindu ini&quest;<br>Lalu&comma; kutanyakan padamu&colon; sudahkah mendapat gambaran bagaimana kondisi perasaanku—tepat di mana saat ini mereka&comma; begitu bergembira merayakan hari tak kumengerti&colon; <em>valentine<&sol;em>&quest;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p class&equals;"has-text-align-center">&ast;&ast;&ast;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Kau harus tahu&comma; biar subuh&comma; kota ini masih dilanda panas&period; Dan aku&comma; tentu&comma; dengan penuh kehati-hatian&comma; mengubur kembali sehelai kertas itu&&num;8211&semi;dengan segala pengorbanan hati&period; Tetapi&comma; niatku&comma; bisa ditentang habis-habisan oleh perasaan yang mungkin tak pernah kau rasakan&period; Meski tersuruk-suruk menyusuri pohon sirsak yang mati—aku tak tega mengubur tentunya&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Aku kembali terbayang&comma; di mana setahun lalu&comma; setitik pengalaman buruk—yang hingga kini&comma; membuatku tak mudah patah&period; Ya&comma; aku hampir menyerah&comma; sekolah hanya karena bapakku&comma; sang lelaki tangguh itu jatuh sakit—pertepatan dengan hari pembayaran biaya sekolah&period; Oh&comma; kau juga perlu tahu&comma; bahwa kerentanan&comma; entah apa pun bentuknya&comma; selalu dialami&period; Tetapi&comma; jika kertas itu&comma; digali&comma; dibaca&comma; dan seterusnya bisa ditebak&colon; rasa hampa terbang melayang lalu menyelinap hingga ke lautan paling dalam&period; Sungguh ajaib&excl;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Sebenarnya aku tahu&comma; apa yang harus dilakukan tetapi&comma; pengetahuan tentang <em>move on<&sol;em> dengan sehelai kertas yang menggairahkan bukanlah hal mudah&period; Pada titik itu&comma; tak ada alasan tentu&comma; menghancurkan sehelai kertas terbungkus plastik hitam yang ditanam di belakang Kos Sundulut&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p class&equals;"has-medium-font-size"><a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;www&period;rifaihadi&period;com&sol;mengejar-matahari&sol;" target&equals;"&lowbar;blank" rel&equals;"noreferrer noopener">Selanjutnya baca juga Bagian Kedua<&sol;a><&sol;p>&NewLine;

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version