<span class="span-reading-time rt-reading-time" style="display: block;"><span class="rt-label rt-prefix">Bacaan</span> <span class="rt-time"> 4</span> <span class="rt-label rt-postfix">menit</span></span>
<div class="wp-block-image is-style-default"><figure class="aligncenter size-full"><img src="https://www.rifaihadi.com/wp-content/uploads/2021/09/menjauhkan_anak_dari_gadget2.jpg" alt="menjauhkan anak dari gadget" class="wp-image-5902"/><figcaption><em><sub>Ilustrasi. Foto oleh Vlad Bagacian dari Pexels.</sub></em></figcaption></figure></div>



<p>Menjauhkan anak dari<em> gadget </em> ini saya tulis agar saya atau bahkan Anda bisa belajar bersama-sama membiasakan untuk tidak menggunakan <em>handphone</em> di dekat anak. Mungkin bagi banyak orang sangat susah, tetapi inilah usaha yang saya dan Istri lakukan. Dalam bentuk komitmen.  ;</p>



<p>Sejak anak saya, Arumi, lahir, saya dan Istri berdiskusi dan berkomitmen untuk menjauhkan anak dari gadget. Kami boleh memakai <em>handphone</em> dengan catatan tidak dekat dari Arumi. Selain hal tersebut, kami juga berusaha untuk tidak menggunakan <em>handphone </em>saat Arumi melihat kami.</p>



<h2 class="wp-block-heading">Menjauhkan Anak dari Gadget Sejak Dini</h2>



<p>Memang sangat sulit untuk menjauhkan anak dari gadget. Sebab, sebagai manusia, kita kadang tak menyadari sedang berada dekat anak sembari bermain <em>handphone. </em></p>



<h2 class="wp-block-heading">Menjaga Jarak Aman Anak dari Gadget</h2>



<p>Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjauhkan anak dari<em> gadget</em> adalah dengan menjaga jarak aman. Menurut beberapa referensi, jarak minimal anak dari <em>gadget</em> adalah 20 <em>centimeter</em>. Itu jarak minimal. </p>



<p>Namun menurut saya terlalu dekat sekali. 20 <em>centimeter </em>itu tidak sampai dua jengkal tangan saya. Maka saya dan Istri menyepakati, jarak minimal Arumi dari <em>handphone </em>kami adalah 1 meter.</p>



<p>Saya juga sering mengingatkan Istri, terutama pada saat menyusui, ‘haram’ menggunakan <em>handphone</em>. Apabila ada telepon masuk, angkat lalu aktifkan <em>loudspeaker</em>. Aktivitas apa pun itu, komitmen kami, jauhi anak dari <em>handphone.</em></p>



<p>Upaya ini kami lakukan agar dampak negatif dari <em>handhone</em> terhadap anak kami bisa meminimalkan. Selain itu, agar Arumi tidak terbiasa dengan <em>handphone</em> dan pada akhirnya kecanduan ketika besar kelak. <strong> ;</strong></p>



<p>Dampak negatif dimaksud adalah radiasi <em>handphone</em>—yang dapat merusak kesehatan anak. Meskipun bukan sebagai ahli atau apa pun namanya, tapi berbagai referensi yang pernah saya baca menyatakan bahwa, radiasi <em>handphone</em> sangat berbahaya. Bukan saja kepada anak kecil atau bayi, tapi juga bagi orang dewasa.</p>



<p>Penelitian menyatakan bahwa dampak negatif tidak begitu saja terjadi. Namun berkepanjangan. Hal ini tentu saja sangat berbahaya apabila dilakukan secara konstan dan dalam waktu yang lama.</p>



<p>Selain hal di atas, kami juga berkomitmen untuk menjauhkan Arumi dari laptop. Demikian juga dari televisi. Kami hanya memperkenankan mendengar suara saja. Bukan untuk menontonnya.</p>



<p>Usia Arumi saat ini beranjak 11 bulan. Apakah kami <em>lebai </em>dengan cara-cara yang kami lakukan di atas? Menurut saya tidak. Kami hanya melakukan upaya-upaya sedini mungkin dari dampak buruk penggunaan teknologi atau menggunakan teknologi di dekat anak—apalagi masih bayi.</p>



<p>Mengapa kami menjauhkan <em>handphone </em>dari anak, padahal Arumi masih bayi? Beberapa alasannya sebagai berikut:</p>



<h2 class="wp-block-heading">Dampak Buruk <em>Gadget </em>terhadap Anak</h2>



<p><em>Handphone</em> atau yang bisa disebut <em>gadget, </em>kini telah memberikan dampak yang begitu besar. Dampak paling mutakhir adalah nilai budaya. Sejak adanya teknologi ini, budaya masyarakat kita berubah meskipun tidak semua berubah.</p>



<p>Meskipun teknologi satu ini sudah membudaya di masyarakat kita, bahkan dalam lingkup keluarga, akan tetapi kita juga mesti mengetahui dampak buruknya.</p>



<p>Berdasarkan beberapa referensi, menjauhkan <em>handphone </em>dari anak sejak dini ini saya terapkan dengan berbagai alasan. Salah satu di antaranya, kami membaca pendapat dr. Saphira Evani dalam Situs <a href="https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bahayakah-efek-radiasi-smartphone" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Alodokter.com</a><strong>. </strong>Sejak kami mengetahui pesan tersebut, segala upaya kami lakukan untuk menjauhkan Arumi dari <em>handphone</em>.</p>



<p>Menurut dr. Saphira Evani, <em>handphone </em>dapat memancarkan radiasi. Radiasi tersebut disebut sebagai <em>Microwave Radiation</em> (MWR)—yang bersifat karsinogenik—dapat memicu timbulnya kanker. Aduh, amit-amit <em>deh</em>.</p>



<p>Lebih lanjut, dr. Saphira Evani menjelaskan bahwa anak-anak lebih berisiko terkena dampak buruk dari radiasi <em>handphone, </em>karena tubuh anak-anak lebih mudah menyerap radiasi 2 kali lipat dibanding tubuh dewasa. </p>



<p>Menurutnya, otak bayi dilindungi oleh tengkorak yang ukurannya lebih tipis daripada dewasa, sehingga radiasi lebih mudah tembus. Ukuran tubuh bayi juga lebih kecil sehingga dampak radiasi pada mereka lebih besar.</p>



<h2 class="wp-block-heading">Agar Nantinya Anak Kami tidak Ketergantungan dengan <em>Gadget</em></h2>



<p>Ada beberapa orang tua yang saya tahu dan kenal, ketika anaknya menangis, langsung memberikan <em>handphone</em> agar mereda menangisnya. Apabila anaknya masih bayi, <em>setel Youtube</em> dan menonton bersama.</p>



<p>Kami melakukan upaya apa saja yang tidak bersentuhan dengan teknologi untuk meredam anak menangis. Banyak referensi mengenai hal ini yang dapat Anda baca.</p>



<p>Menurut penelitian Bristol University pada 2010, menyatakan penggunaan <em>handphone </em>secara berlebihan kepada anak dapat meningkatkan risiko depresi. Itulah salah satu alasan kami tidak memberikan atau tidak memperlihatkan <em>handphone </em>ketika Arumi menangis.</p>



<h2 class="wp-block-heading">Penutup</h2>



<p>Kami berpendapat dengan tidak memperkenalkan anak kami dengan <em>handphone </em>sejak dini, dapat meminimalisasi ketergantungan <em>handphone </em>ketika dia sudah besar. </p>



<p>Itulah alasan sederhana saya menjauhkan anak dari gadget<em> </em>sejak dini. Entah bertahan berapa lama komitmen ini saya dan Istri saya jalani.<strong> </strong></p>



<p>Demikian. Semoga bermanfaat.</p>



<blockquote class="wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow"><p>Baca juga: <a href="https://www.rifaihadi.com/perlengkapan-bayi-yang-wajib-dibeli-anti-mubazir/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Perlengkapan Bayi yang Wajib Dibeli, Anti Mubazir</a></p></blockquote>

Berikan dunia anak yg penuh warna bermain bersama ortunya ya. Sebab nanti akan ada masanya handphone adalah bagian dari keseharian anak, seperti masa sekarang ini, belajar daring 🙂
Kami memahami situasi itu dan tidak bisa dihindari. Kami hanya berupaya bagaimana meminimalisasi dampak buruk.
Saya banyak membaca tentang anak di situsweb Ibu. Banyak nilai-nilai yang bisa diambil dan diterapkan nantinya.