Lompat ke konten

Resensi: Berkelana Dalam Rimba

<span class&equals;"span-reading-time rt-reading-time" style&equals;"display&colon; block&semi;"><span class&equals;"rt-label rt-prefix">Bacaan<&sol;span> <span class&equals;"rt-time"> 3<&sol;span> <span class&equals;"rt-label rt-postfix">menit<&sol;span><&sol;span>&NewLine;<div class&equals;"wp-block-image is-style-default"><figure class&equals;"aligncenter size-full"><img src&equals;"https&colon;&sol;&sol;www&period;rifaihadi&period;com&sol;wp-content&sol;uploads&sol;2021&sol;10&sol;resensi-buku-berkelana-dalam-rimba&period;jpg" alt&equals;"resensi berkelana dalam rimba" class&equals;"wp-image-4724"&sol;><figcaption><em>Mochtar Lubis&period;<&sol;em> <em>Sumber gambar&colon; Wikipedia<&sol;em><&sol;figcaption><&sol;figure><&sol;div>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Berkelana Dalam Rimba merupakan salah satu buku karya Mochtar Lubis&period; Dia begitu apik menuliskan di pegunungan bukit barisan&period; Daerah Tengah Pulau Sumatera&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Di sana terdapat rimba Gunung Hitam&period; Orang-orang kampung setempat menyebutnya seperti itu&period; Karena batu-batu di gunung dan di dalam sungai yang mengalir di dalam rimba gunung hitam itu umumnya berwarna hitam&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Rakyat di sekitar hutan gunung hitam sangat enggan memasuki hutan lebat itu&period; &OpenCurlyDoubleQuote;Hutan sakti” katanya&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Hutan itu dipenuhi oleh orang Bunian dan orang halus yang dapat menghilang&period; Di ceritakan kepala kampung&comma; kepada Paman Rokhtam dan beberapa anak muda yang ingin menjelajahi gunung Hitam itu&comma; bahwa dahulu anak-anak kampung yang pergi ke hutan&comma; hilang tak pernah kembali lagi&period; Di ambil orang Bunian&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Kepala kampung memaksa&comma; agar jangan pernah pergi ke rimba gunung hitam itu&period; &OpenCurlyDoubleQuote;Nanti celaka kalian semua&comma;” kata kepala Kampung&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Namun&comma; Paman Rokhtam yang seorang ahli pertanian lulusan Institut Bogor itu hanya tersenyum kecil&period; Paman Rokhtam tetap berkukuh melanjutkan perjalanan menuju ke rimba gunung hitam&period; Paman Rokhtam ditemani enam anak muda&colon; Rais&comma; Poni&comma; Aisa&comma; Ayang&comma; Adnan&comma; dan Pentil&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Di balik keberanian mereka itu&comma; juga terdapat rasa takut yang terselubung&period; Ingat kata kepala kampung&comma; bahwa di hutan rimba hitam itu ada ular besar&comma; harimau&comma; dan hewan buas lainnya&period; Tapi&comma; rasa takut itu mencoba mereka kubur dalam-dalam&period; <&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Akhirnya&comma; mereka menemukan sebuah dunia baru&colon; ratusan kumbang kecil berwarna coklat—hitam berjalan seakan tak tentu arah—hilir—mudik tak ada putus-putusnya&period; Mereka seolah terkejut&comma; karena atap dunia mereka terbuka dengan tiba-tiba&semi; cahaya yang lebih terang menembus kegelapan dunia mereka&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Berkelana Dalam Rimba untuk Anak-anak Muda<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Buku ini ditujukan untuk anak-anak muda&period; Dalam bentuk cerita yang mengasyikkan&period; Memberikan pada pembaca muda&colon; pengertian mengenai alam&comma; lingkungan hidup&comma; dan kehidupan berbagai margasatwa di dalam hutan belantara&comma; padang&comma; dan semak belukar&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Mochtar Lubis&comma; dalam bukunya itu mengharapkan&comma; sesama makhluk Allah&period; Antara manusia dan margasatwa&comma; akan timbul rasa sayang&period; Karena kehidupan margasatwa sebenarnya berkaitan erat dengan kehidupan manusia sendiri dan kepunahan hutan dengan segala isinya&comma; akan menimbulkan bencana dan malapetaka yang amat besar bagi kehidupan manusia&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Mochtar mengharapkan agar generasi muda mencintai alam dan semua isinya&period; Dia juga berharap anak muda akan ikut melindungi alam dan segala penghuninya&period; Margasatwa&comma; tumbuhan&comma; pepohonan&comma; dan juga manusia itu sendiri&period;&nbsp&semi;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Mochtar Lubis juga&comma; memberikan gambaran tentang kesadaran&period; Tentang kehidupan margasatwa dan hutan belantara&period; Kesadaran tentang keindahan dan kecantikan yang terkandung dalam rimba belantara&period; Sinar pagi menimpa bunga anggrek macan yang mekar tinggi di atas pohon raksasa&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Gemerlapan air berkilauan menceracah di sela batu dan kerikil di sungai&period; Kilat perak sisik ikan dalam air jernih di singgung sinar matahari&period; Panas api mendiang di waktu malam&period; Ketegangan menemui bekas telapak harimau di tengah hutan di waktu gerimis&period; Dan air mata menetes menggenangi lubang jejak harimau—yang menunjukkan sang harimau belum jauh pergi&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Selain dari mengajarkan kita untuk cinta kepada Margasatwa&comma; buku itu juga mengajarkan kita untuk membuat simpul yang mudah&comma; namun kuat&period; Pun&comma; mengenal makanan yang bisa di makan di hutan Rimba&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Pengalaman pengembaraan dalam buku itu merupakan pengalaman Mochtar Lubis dan kawan-kawan dalam hutan—hutan di Sumatera yang mereka jelajahi&comma; untuk mengumpulkan anggrek&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Rasa kemenangan pun telah menundukkan kemalasan dan keletihan serta keengganan melakukan perjalanan berat dalam diri&period; Tiadalah dapat di beli dengan uang seberapa pun banyaknya&period; &nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Biografi Singkat Mochtar Lubis<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Cerita tentang Gunung Rimba Hitam oleh&nbsp&semi; Mochtar Lubis dalam bukunya berjudul &OpenCurlyDoubleQuote;Berkelana Dalam Rimba”&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Mochtar Lubis lahir tanggal 7 Maret 1922 di Padang&period; Pada 2002&comma; Mochtar Lubis membuat sebuah buku berjudul &OpenCurlyDoubleQuote;Berkelana Dalam Rimba”&comma; yang sebelumnya merupakan pengembangan rangkaian cerita&colon; &OpenCurlyDoubleQuote;Mengembara di Rimba Gunung Hitam”&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Dalam catatan <a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;id&period;wikipedia&period;org&sol;wiki&sol;Mochtar&lowbar;Lubis" target&equals;"&lowbar;blank" rel&equals;"noreferrer noopener">Wikipedia<&sol;a>&comma; Mochtar Lubis&nbsp&semi;adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Dia merupakan lulusan HIS dan Sekolah Eknomoi Kayu Tanam yang belajar tentang Jurnalisme dan beberapa bahasa asing secara otodidak&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Judul&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi; &colon; Berkelana Dalam Rimba<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Penulis&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi; &colon; Mochtar Lubis<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Penerbit&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi; &colon; Yayasan Obor Indonesia<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Tahun Terbit&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi; &colon; 2002<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Jumlah Halaman&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi; &colon; xii &plus; 186 hlm&colon; 21 cm<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<blockquote class&equals;"wp-block-quote is-layout-flow wp-block-quote-is-layout-flow"><p>Baca Resensi Lain&colon; <a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;www&period;rifaihadi&period;com&sol;resensi-qozan-melawan-perusak-hutan&sol;" target&equals;"&lowbar;blank" rel&equals;"noreferrer noopener">Qozan Melawan Perusak Hutan<&sol;a><&sol;p><&sol;blockquote>&NewLine;

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version