Last Updated: 13 Nov 2021, 09:35 am
Tarik tambang antara kedua tim itu berlangsung egois. Tak ada yang mau mengalah. Dan tali tambang itu putus.
Sedikit lagi ibu jari kaki lelaki itu menyentuh jari tengah pembatas. Tapi berhasil menjauh.
Tarik tambang dikenal sebagai olahraga tradisional, tapi kini, mungkin sudah tidak. Melibatkan 2 tim, saling adu kekuatan. Tarik tambang yang saya tonton itu, memiliki 7 anggota pada masing-masing tim. Dari dua arah saling berlawanan, mereka mempertahankan ‘benteng’, memegang erat tali tambang, dengan teknik masing-masing, agar tidak melewati garis tengah pembatas.
Anda mungkin bahkan pernah ikut menjadi peserta dalam olahraga paling egois ini. Jika Anda ikut, tentu saja tak mau kalah untuk melewati garis melintang di antara para penarik andal itu. Anda beserta tim, akan mengeluarkan kekuatan terbaik baik dari kaki yang menyakar di tanah, maupun tangan yang menggenggam tali.
Keriuhan Tarik Tambang Mengalahkan Final Champion
Sore itu, saya menyaksikan olahraga tarik tambang ini, di suatu waktu di sebuah kampung. Olahraga ini, mungkin, adalah olahraga yang paling menegangkan selama saya menyaksikan cabang olahraga. Final champion, kalah.
Dua tim itu memang bergantian menang ketika berhadapan. Bahkan tim lain kadang tak mau menantang. Kalau pun mau, pasrah akan kalah.
Setiap tahun dalam perayaan-perayaan hari kemerdekaan, 14 orang dari dua tim, bertemu di sebuah lapang yang luas. Riuh rendah pendukung bersahut-sahutan. Bergantian.
Dua tim itu, bahkan digadang-gadang paling ditunggu sepanjang sejarah lomba tarik tambang seantero dunia. Percayalah, apabila Anda menyaksikan kedua tim itu, Anda tegang sekaligus gembira.
Olahraga ini tidak memerlukan pelatih, bola, atau tidak perlu fokus pada “lubang”. Cukup ‘memasang’ orang dengan kekuatan paling tangguh—untuk ditempatkan pada posisi strategis sebagai benteng penahan ujung tali—dalam bertahan. Tak perlu berlari-lari; tak usah main tonjok-tonjokan. Cukup tahan napas dan bertahan.
Kedua tim itu masing-masing memiliki 7 anggota. Tim pertama bernama samurai. Adalah sekelompok orang yang kesehariannya menarik balok.
Kedua bernama Tim Kapak. Berisi 7 orang yang kesehariannya menarik rotan.
Tim samurai dana tim kapak itu, menarik balok dan rotan dari hulu hingga hilir—berpuluh-puluh kilo meter jaraknya. Dari gambaran singkat itu, akankah tim Anda mampu mengalahkannya?
Para pendekar penarik itu menarik napas. Sangat dalam. Bersiap-siap mengambil posisi. Seorang bagian belakang mengancing, melilit tali tambang di tubuhnya. Pasang kuda-kuda.
Sahut-sahutan kembali menggema. Tepuk tangan tak terlerai. Suara sangat bising. Lapangan sedikit becek karena hujan.
Wasit bersiap-siap. Memeriksa pluit. Hujan kembali rintik.
Dua menit kemudian, wasit meniup pluit. Napas penonton tertahan. Juga tim samurai dan kapak. Saling mengancing. Menarik. Maju. Mundur. Bertahan.
Lima belas menit berlangsung. Otot-otot Samurai dan Kapak bermunculan. Urat-urat besar keluar. Keringat berceceran. Tak mau mengalah. Keduanya egois.
Wasit jenuh. Penonton masih memberi semangat. Rintik meredah. Matahari mulai terbenam.
Tali Tambang Putus
Panitia bersiap-siap. Serat-serat tali tambang sudah melebar. Tanda mau putus. Mengerikan sekali. Tali tambang itu benar putus. Panitia rugi.
Akhirnya panitia kembali menyediakan tali tambang. Kali ini agak besar. Agar tak mudah putus.
Adu sengit itu dilanjutkan esok hari. Waktunya magrib.
Sejarah Tarik Tambang
Tarik Tambang adalah permainan tradisional yang dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dalam sebuah perlombaan dengan tujuan menarik batas tengah tali ke daerah sendiri.
Cabang olahraga ini memang cukup unik. Konon, telah ada sejak zaman Majapahit. Kononnya lagi, tradisi itu dibawa Pendeta dari India ke Nusantara.
Tarik tambang salah satu tradisi kuno di Mesir dan China, tetapi saat itu, hanya keluarga kerajaanlah yang boleh memainkan olahraga ini.
Di China, tradisi ini tertulis di buku pada jaman Dinasti Tang—sebuah buku yang berjudul ‘Catatan Feng’. Pada buku tersebut mengisahkan bahwa, tarik tambang akhirnya digunakan untuk melatih para prajurit perang dari ‘Negara Chu’. Hal itu terjadi selama masa periode spring and autumn, yang berlangsung selama 3 abad, antara tahun 8 SM sampai dengan 5 SM.
Bukti arkeologis soal tarik tambang juga ditemukan di India. Pada kuil matahari yang bernama Konark, terdapat relief yang menggambarkan perlombaan tarik tambang ini.
Selain di China, Mesir, dan India, tradisi tarik tambang juga ditemukan di kebudayaan Myanmar dan New Guinea.
Bangsa Skandinavia dan Germany juga mengadopsi tradisi ini, dan itu terjadi sebelum masa abad pertengahan.
Jadi, jangan terlalu dini menyepelekan olahraga ini, karena telah terbukti dapat menyeleksi ketangguhan yang luar biasa. Anda bisa jadikan alat tes untuk menarik mobil yang kempis rodanya. Tetapi lebih dari itu semua, teknik melumpuhkan lawan hanya berpijak pada si posisi terakhir. Ia adalah harapan tim untuk bisa menang atau tidak.
Jika permainan bola, misalnya, butuh kekompakan seluruh pemain termasuk asisten pelatih. Tetapi olahraga ini, hanya butuh satu komando.
Inilah yang kemudian alasan saya kenapa tarik tambang ini dapat dijadikan sebagai olahraga terkeren sejagat.
Bahkan Obama, mantan Presiden Amerika itu, pernah ikut olahraga tarik tambang.