Lompat ke konten

Vaksinasi Covid-19: Berburu Vaksin Kedua

<span class&equals;"span-reading-time rt-reading-time" style&equals;"display&colon; block&semi;"><span class&equals;"rt-label rt-prefix">Bacaan<&sol;span> <span class&equals;"rt-time"> 5<&sol;span> <span class&equals;"rt-label rt-postfix">menit<&sol;span><&sol;span>&NewLine;<div class&equals;"wp-block-image is-style-default"><figure class&equals;"aligncenter size-full is-resized"><img src&equals;"https&colon;&sol;&sol;www&period;rifaihadi&period;com&sol;wp-content&sol;uploads&sol;2021&sol;09&sol;vaksinasi-covid-19-berburu-vaksin-kedua&period;jpg" alt&equals;"vaksinasi-covid-19-berburu-vaksin-kedua" class&equals;"wp-image-3229" width&equals;"715" height&equals;"402"&sol;><figcaption><em>Vaksinasi Covid-19&period; Sumber gambar cnbcindonesia&period;<&sol;em><&sol;figcaption><&sol;figure><&sol;div>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Vaksinasi covid-19 untuk dosis kedua sudah saya kondisikan sejak pagi sekali sebelum <em>berak<&sol;em>&period; Saya menghubungi seorang panitia vaksinasi yang saya kenal&comma; melalui <em>WhatsApp<&sol;em>&period; Saya bertanya&comma; apakah bisa vaksin kedua di tempat yang berbeda dari vaksin pertama&quest;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Dengan enteng dia menjawab&comma; &OpenCurlyDoubleQuote;<em>Insyaallah <&sol;em>bisa”&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya kemudian menghabiskan kopi yang masih setengah di dalam gelas kaca bening&period; Mandi&period; Bergegas agar dapat nomor antrean awal&period; Karena dekat dari rumah&comma; dua kali belok&comma; sampai&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya tidak menduga ternyata telah banyak manusia di sana&period; Pasca diperbolehkannya anak di usia 12 tahun ke atas untuk divaksinasi&comma; setiap lokasi vaksin ramai&period; Seorang saja yang akan divaksin&comma; tetapi pengantar anak bisa satu keluarga&period; Tapi saya tidak mempermasalahkan itu&period; <&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Apabila ada 50 anak yang hendak divaksin&comma; dengan pengantar anak 2 orang&comma; maka ada 150 orang di sana&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya tidak langsung balik&period; Menuju ke meja panitia&period; Bertanya di sana&period; &OpenCurlyDoubleQuote;Saya mau vaksin kedua&period; Bagaimana caranya&quest;”<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Seorang lelaki memakai topi—petugas puskesmas kemungkinannya&comma; meminta bukti vaksin pertama&period; Saya menyodorkan&period; Dia memeriksa dengan saksama&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>&OpenCurlyDoubleQuote;Vaksin kedua tanggal 6&period; Ini baru tanggal 3&period;” Kata Bapak itu&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>&OpenCurlyDoubleQuote;Jadwal vaksin kedua saya sudah ditentukan&period; Informasi itu saya dapat melalui PeduliLindungi&period; Tanggal 3&period; Artinya hari ini&period;” Saya membantah&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Seorang menimpali dan mengatakan bahwa mereka tidak mau ambil risiko&period; Acuan mereka adalah surat keterangan vaksin pertama yaitu tanggal 6&period; Sehingga mereka menolak saya untuk divaksin kedua&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya memahami penolakan itu&period; Saya balik dan istirahat&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Data Vaksinasi dan Mengapa Harus 2 Kali Vaksin<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Menurut data <a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;covid19&period;go&period;id&sol;p&sol;berita&sol;data-vaksinasi-covid-19-update-6-september-2021" target&equals;"&lowbar;blank" rel&equals;"noreferrer noopener">Covid19&period;go&period;id<&sol;a>&comma; vaksinasi Covid-19 per 8 September 2021&comma; dari total target 208&period;265&period;720 jiwa&comma; sebanyak 69&period;194&period;539 melakukan vaksinasi pertama&period; Sementara untuk vaksinasi kedua 39&period;721&period;571 jiwa&period; Vaksinasi ketiga mencapai 737&period;337 jiwa&period; &nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Sementara saya&comma; pada Senin 6 September 2021&comma; berburu vaksinasi kedua&period; Menurut ketentuan yang ditetapkan&comma; vaksinasi Covid-19 diwajibkan dilakukan sebanyak 2 kali&period; Dua dosis&comma; agar kekebalan tubuh tercipta secara optimal&period; Ketika kekebalan tubuh sudah optimal&comma; maka bisa meminimalisasi dampak virus Covid-19 ketika terpapar&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Namun tentu saja&comma; vaksinasi kedua semestinya dilakukan dengan tepat waktu&period; Sesuai jadwal&period; Karena itulah saya melakukan vaksinasi kedua tanggal 3&comma; karena di PeduliLindungi tercatat tanggal 3&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Vaksin pertama yang dimasukkan ke tubuh saya&comma; melalui lengan kiri adalah vaksin Sinovac&period; Menurut beberapa referensi&comma; jeda waktu dari vaksin pertama ke vaksin kedua antara 2 sampai 4 minggu&period; Itu artinya&comma; sangat tepat jika vaksin kedua jatuh pada tanggal 6&comma; karena tanggal 6 bulan sebelumnya jadwal vaksin pertama&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Sementara untuk jenis vaksin lain&comma; misalnya Sinopharm&comma; memiliki jeda waktu antara 3 sampai 4 minggu&period; Vaksin Moderna rentan waktu 3 hingga 6 minggu&period; Vaksin Pfizer berkisar 3 minggu&period; Sementara AstraZeneca memiliki rentan waktu mencapai 8 hingga 12 minggu&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya bisa menunda vaksin kedua apabila ada kendala atau alasan mendasar&period; Seperti misalnya karena terpapar virus atau kondisi tubuh tidak memungkinkan untuk dilakukan vaksin&period; Dan ini terjadi pada beberapa peserta vaksin yang akan saya cerita di bawah&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Berburu Vaksinasi Kedua<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya sengaja mengosongkan waktu untuk berburu vaksin kedua&period; Berangkat pagi sebelum aktivitas masyarakat urban berlangsung di jalanan&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Orang-orang berlomba&period; Saat saya tiba di lokasi vaksin&comma; ternyata telah banyak orang yang mengantre menunggu panggilan&period; Saya mendapatkan nomor antrean 69A&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Di lokasi vaksinasi ini&comma; ada 3 kategori nomor antrean&period; Mulai dari 1A&comma; 1B&comma; 1C&period; 2A&comma; 2B&comma; 2C&period; Begitu seterusnya sampai seratusan&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya sudah menceritakan sebelumnya&comma; untuk <a href&equals;"https&colon;&sol;&sol;www&period;rifaihadi&period;com&sol;vaksin-sinovac-enam-kali-gagal-akhirnya-divaksin&sol;" target&equals;"&lowbar;blank" rel&equals;"noreferrer noopener">vaksin Sinovac pertama mengalami enam kali gagal<&sol;a>&period; Namun vaksin kedua ini&comma; saya tidak mau gagal lagi&comma; karena berdampak pada kekebalan tubuh&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Semua kursi terisi oleh peserta vaksin&period; Meskipun masih ada yang kosong&comma; saya tidak akan duduk di kursi itu&comma; karena lebih baik duduk di bawah pepohonan yang rindang di sekitar lokasi vaksinasi&period; Suara panggilan nomor antrean juga masih terdengar karena menggunakan <em>sound system<&sol;em>&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Satu jam saya menunggu&period; Nomor antrean 61A sampai dengan 70A dipanggil&period; Lima orang berderet masuk ke ruangan&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Proses Vaksinasi 5 Kali Antre<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Antre pertama adalah pengambilan dan pengisian formulir vaksinasi serta nomor antrean sampai dipanggil masuk&period; Seperti saya katakan di atas&comma; memakan waktu hingga satu jam&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Seseorang akan mengukur suhu tubuh menggunakan <em>thermometer infrared<&sol;em> ketika masuk ke ruangan&period; Suhu tubuh saya 36&period;6 derajat <em>celcius<&sol;em>&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Antrean kedua terdapat 7 meja&period; Masing-masing telah ada yang menunggu&period; Di depan mereka ada komputer&period; Bertanya kemudian mengetik&period; Data-data peserta vaksinasi tersebut dimasukkan ke sistem komputer&period; Beberapa pertanyaan keluar&comma; misalnya apakah menggunakan BPJS&quest; BPJS Kesehatan jenis apa&period; Satu menit di meja administrasi ini kemudian antre lagi&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Antrean ketiga&comma; ini adalah proses skrining oleh dokter&period; Duduk manis di kursi yang disediakan panitia&period; Kaki menapak lantai&period; Tekanan darah diukur&period; Pertanyaan-pertanyaan dokter membombardir peserta vaksinasi&period; Pada proses ini&comma; beberapa peserta vaksinasi &&num;8216&semi;gugur&&num;8217&semi;&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Sebelum saya dipanggil untuk skrining&comma; beberapa peserta telah dipanggil terlebih dahulu&period; Pertanyaan dokter saya dengar jelas&period; Hingga akhirnya sang dokter menyimpulkan dan memutuskan untuk menunda vaksinasi beberapa peserta&period; Mayoritas usia lanjut&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya pun tak luput untuk ditanya&period; Dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama&period; &OpenCurlyDoubleQuote;Apakah ada alergi pada vaksin pertama&quest;” dokter itu bertanya keras&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>&OpenCurlyDoubleQuote;Tidak&period;” Jawab saya&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Dokter itu kemudian bertanya lagi&comma; misalnya apa efek samping yang saya alami pada vaksin pertama&period; Saya kemudian menjelaskan secara detail&period; Dokter itu manggut-manggut&period; Mencentang kolom &OpenCurlyQuote;lanjut vaksin’&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Beberapa Peserta Vaksinasi Gagal Vaksin<&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Skrining sangat penting untuk menghindari adanya Kondisi Ikutan Pasca Imunisasi &lpar;KIPI&rpar;&comma; demikian pendapat dr&period; Deshinta Putri Mulya&comma; M&period;Sc&period;&comma; Sp&period;PD&comma; KAI &lpar;K&rpar;&comma; Kepala Divisi Alergi Imunologi&comma; Departemen Ilmu Penyakit Dalam&comma; Fakultas Kedokteran&comma; Kesehatan Masyarakat&comma; dan Keperawatan Universitas Gajah Mada Yogyakarta&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Antrean keempat&period; Menunggu antrean&comma; saya mendengar beberapa lagi peserta yang tidak direkomendasikan dokter untuk lanjut vaksinasi&period; Hari itu&comma; kemungkinan lebih dari 10 peserta gagal vaksin&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Ada dua meja pada antrean ini&period; Meja pertama untuk divaksin <em>Pfizer<&sol;em>&period; Meja kedua untuk vaksin Sinovac&period; Para peserta&comma; termasuk saya&comma; bersiap-siap untuk disuntik jarum seperti vaksinasi pertama&period; Melalui lengan kiri&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Antrean kelima&period; Pada proses ini&comma; saya menunggu penerbitan surat keterangan&comma; yang membuktikan telah divaksinasi covid-19 sebanyak 2 kali&period; <&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Jadi begini&comma; formulir yang telah diisi saat antrean pertama tadi&comma; kemudian dibawa ke antrean kedua&comma; ketiga&comma; dan keempat&period; Semua <em>form <&sol;em>di dalamnya diisi oleh panitia pada masing-masing meja antrean&period; Formulir itu kemudian diserahkan bagian finalisasi data&comma; hingga akhirnya dikeluarkan &&num;8216&semi;surat keterangan telah divaksin&&num;8217&semi;&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Beberapa menit kemudian&comma; &&num;8216&semi;surat keterangan telah divaksin&&num;8217&semi; itu telah ada di genggaman&period; <&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Dan akhirnya&comma; vaksin kedua telah selesai&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<h2 class&equals;"wp-block-heading">Tibako&colon; Tiga Bahan Pokok <&sol;h2>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Eh tunggu dulu&excl; Mendekati pintu keluar gedung itu&comma; ternyata ada panitia yang membagikan bingkisan&period; Bingkisan kecil itu berisi mie goreng 1 bungkus&comma; top kopi saset 1 buah&comma; dan vitamin c 2 renteng&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Saya mendapatkan Tibako itu dengan riang gembira&period;<&sol;p>&NewLine;&NewLine;&NewLine;&NewLine;<p>Sudah vaksin&comma; dapat &OpenCurlyQuote;buah tangan’ pula&period; Terima kasih&comma; Panitia&period; &nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;&nbsp&semi;<&sol;p>&NewLine;

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version