Last Updated: 07 Mar 2022, 10:57 pm

Mengenal Isyana Sarasvati
Mengenal Isyana Sarasvati – Tak perlu bersusah-payah banting tulang, hingga hidung berdarah-darah untuk meminta seorang perempuan cantik menjadi kekasihmu! Itu mustahil dalam keadaan rupiah anjlok seperti ini.
Tak perlu pula menjanjikan sesuatu yang menyenangkan mata kepada para kaum hawa di pesbuk—memasang foto-foto pilihan agar terlihat macho, gaga, rapi, dan yang terpenting ganteng! Itu semua tidak perlu! Sebab itu semua akan gagal, ketika bertemu tetapi tidak sesuai antara kenyataan dengan hasil rekayasa photoshop. Ajaibnya, hal itu akan membuatmu pertama dan terakhir kalinya bertemu. Yakinlah!
Tidak perlu pula melontarkan wejangan-wejangan dari Om Mario Teguh, untuk meluluhkan si dia, sebab itu tak mempan ketika tidak tepat sasaran. Bikin sedih! Yang diperlukan semua itu, hanyalah bagaimana membuat satu pernyataan sikap terhadap mereka-mereka yang menghinakan para jomblowan di setiap beranda Pesbuk dan twitter, atau di dunia yang nyata dan fana ini.
Sebagai manusia-manusia yang tak terpilih, tak perlu berlama-lama meneteskan air mata, sebab itu hanya akan membuat Bunda Dorce geli dan merinding. Masa hanya gara-gara menjomblo tujuh tahun, menangis sampai seember air matanya. Dan setan akan kegirangan, lalu dengan setia menarik air mata keluar lebih deras lagi.
Biarkan saja orang-orang di luar sana yang tak tahu diri itu menghina dan mengucilkan para jomblowan sekalian. Tak perlu terpengaruh dan terkungkung dalam kekhawatiran yang berlebihan. Sebab, jangan sampai dirayu oleh iblis paling jahat, lalu kita pendek akal dan bunuh diri secara mengenaskan. Ingat, iblis tidak bertanggungjawab atas hal itu!
Ya, meski mereka tidak berkeprijombloan, dan berpura-pura tidak mengerti bagaimana perasaan para jomblo yang selalu meninju langit, tetapi kita bisa beralibi, bahwa pacaran itu haram. Tidak muhrim. Bahkan belum cukup umur (padahal usia sudah hampir 29 tahun).
Sebuah Harapan
Meski harapan-harapan dahulu telah pupus hanya gara-gara hal sepele sama si doi, tetapi harapan-harapan lain tentu masih ada. Yang terpenting, wibawa menjadi jomblo sejati itu lebih mahal daripada seorang pecundang yang suka mempermainkan lubang buaya.
Nah, dan saat ini, harapan itu muncul lagi, ketika Cita Citata mulai meredam dari dunia kepopulerannya. Kini, telah hadir seorang Vidhyadhari yang bernama Isyana Sarasvati. Dia sengaja diutus oleh dewa dari langit untuk menghibur para Jomblo seantero negeri agar jangan bersedih-sedih sampai tua.
Sebagai jomblowan yang normal, tentu sang bidadari ini setidak-tidaknya dapat memperkecil niat kalian yang berupaya menghilangkan malam minggu sebagai malam yang panjang—yang notabenenya dipakai kawula muda-mudi berduaan—dan bertigaan dengan setan. Aurahnya yang mengguncang hati para jomblowan, sekaligus menguji sampai di mana kadar keimanan.
Tentu, bisa sedikit tenang dan menang, sebab ada amunisi untuk memblejeti mereka yang sudah punyai pacar bahkan lebih dari satu itu. Dasar ‘buaya darat’! Sebab mereka tak bisa mengagung-agungkan sang bidadari yang turun dari langit secara terbuka. Jika itu mereka lakukan, maka potensi jomblo seratus persen terbuka lebar. Selebar lautan. Di titik itu, kita bisa terbahak-bahak.
Selain itu, ini juga berdampak pada keirian kaum hawanya mereka yang suka memblejeti itu.
Caranya?
Adalah, kita bisa mengambil gambarnya, dan kemudian berikan tugas kepada Agus Mulyadi untuk mengeditnya—hingga sampai berdampingan. Sepertinya, Gus Mul adalah ahlinya. Dan yang terpenting, Bung Gus Mul juga pasti kecipretan. Sebab, belio pasti lebih dulu mengedit fotonya bersama Isyana Sarasvati, dibanding pemesan nomor 1. Itu bisa jadi!
Apakah itu dapat merubah nasib dari jomblo ke tidak jomblo?
He, Mblo, paling tidak, itulah hal menyenangkan ketimbang bermain kucing-kucingan dengan lawan jenis, atau menyakiti, atau tersakiti—itu parah mblo. Monfaat nya kecil.
Mblo, Kemunculan Isyana Sarasvati ini kemudian, menjadi satu pertanda, bahwa hati para jomblowan di mana pun Anda berada itu, masih tetap hidup dan dapat menikmati percikan-percikan cahayanya. Itu perlu disyukuri, Mblo!
Baca Juga: Jombloisme, Ideologi Baru Masa Kini